Holaa Cantik!
Kali ini aku mau membahas sesuatu yang agak jauh kaitannya dengan kulit nih. Aku mau membahas tentang asap. Sudah sekitar 2,5 bulan ini kabut asap kembali menyelimuti lokasi tempat tinggalku Pekanbaru.
Sedih aku tu, berkat ada asap ni, aku dan K harus tinggal berjauhan dengan si abah (papanya K). Belum lagi beberapa agenda kewajiban yang terpaksa tidak bisa ku laksanakan karena tidak bisa kembali ke Pekanbaru dikarenakan asap ini. Gemes!
Aku sendiri tipe orang yang tidak suka larut dalam amarah dan kesedihan (asedaap). Jadi biarlah si kesel dan gemes itu larut dalam semangat aku untuk membantu , paling tidak memberi informasi tentang asap dan bahayanya supaya orang-orang sadar bahwa bencana asap ini bukan suatu hal yang biasa. Pun, beberapa petinggi di negara kita tercinta ini mengatakan, kondisi sebenarnya tidak separah yang diberitakan. Wahai bapak dan ibu yang terhormat, yang memiliki fasilitas tempat tinggal nyaman dan aman, silahkan bersyukur akan apa yang kalian miliki. Supaya bapak dan ibu terhormat lebih bijak, yuk, dilihat dulu nih, data dan angka yang sebenarnya ada di lapangan, mengenai kondisi udara di Riau. Angka dan data itu memiliki arti kongkrit, bukan hanya perasaan dan pemandangan yang dilihat mata manusia yang mungkin memiliki kelemahan.
Data di atas adalah data yang dihasilkan oleh alat pengukur kualitas udara yang dimiliki perusahaan Chevron yang beroperasi di Riau. Jadi daerah-daerah yang disebutkan pada data tersebut adalah daerah tempat para pekerja Chevron beroperasi. Data tersebut juga digunakan untuk memberi tahu para pegawai supaya bisa menjaga dirinya dari potensi bahaya yang bisa terjadi.
Aku sendiri awalnya tidak paham tentang arti istilah yang ada di situ. PSI , PM 2.5 , PM 10 , apa itu???
Lalu aku mencari tahu. Begini kira-kira arti istilah tersebut.
PM2.5 refers to atmospheric particulate matter (PM) that have a diameter of less than 2.5 micrometers, which is about 3% the diameter of a human hair.
Commonly written as PM2.5, particles in this category are so small that they can only be detected with an electron microscope. They are even smaller than their counterparts PM10, which are particles that are 10 micrometres or less, and are also called fine particles.
PM2.5 dan PM10 itu melambangkan seberapa banyak kadar partikel halus yang beredar di udara (1). PM berarti particulate matter, sedangkan angka yang mengikutinya berarti ukuran partikel yang diukur. PM10 berarti ukuran berapa banyak partikel berukuran kurang dari dan sama dengan 10 mikrometer , sedangkan PM2.5 berarti ukuran berapa banyak partikel berukuran kurang dari dan sama dengan 2.5 mikrometer. Satu helai rambut memiliki ukuran 50-70 mikrometer, sedangkan pasir memiliki ukuran 90 mikrometer. Bisa dibayangkan betapa kecil partikel dengan ukuran 2.5 mikrometer. Apakah mata kita bisa melihatnya?
Ukuran yang digunakan untuk mengukur kadar polusi di udara adalah mikrogram per meter kubik . Dari sumber yang sama disebutkan, partikel halus karena sangat ringan maka akan berada di udara lebih lama dari partikel yang lebih berat, sehingga kemungkinan kita menghirup partikel halus yang berbahaya bagi kesehatan itu menjadi lebih besar.
Partikel dengan ukuran sangat halus tersebut dapat dengan mudah menembus melewati hidung dan tenggorokan hingga mengendap di paru2, bahkan bisa masuk ke dalam aliran darah.
Jadi, normalnya berapa angka PM2.5 dan PM10 yang masih bisa ditolerir tubuh? Udara dikatakan baik jika kadar PM2.5 nya 0-12 . Data selengkapnya bisa dilihat pada gambar tabel di bawah.
Bagaimana kondisi udara di Riau saat ini? Angka PM2.5 yang diukur di beberapa daerah menunjukkan angka di atas 1000. Sudah sangat jauh dari sehat, dan bisa dikatakan sangat berbahaya dan berracun. Jadi bisa kita simpulkan, bagaimana kah kondisi udara yang kadar PM2.5 nya terukur di atas 1000? Apakah berlebihan kalau sebagai manusia yang memiliki hak hidup, berteriak protes saat hak nya diambil?
Nah, tadi sudah aku bahas tentang PM2.5 dan PM10. Bagaimana dengan PSI?
PSI kependekan dari Pollutant Standards Index. Nilai PSI diukur berdasarkan enam polutan ; particulate matter (PM10), fine particulate matter (PM2.5), sulphur dioxide (SO2), carbon monoxide (CO), ozone (O3) dan nitrogen dioxide (NO2). Hasil dari perhitungan ke enam polutan tersebut kemudian dibuat dengan skala 0 hingga 500 (2).
Tabel di bawah ini menunjukkan secara lengkap perhitungan PSI berdasarkan enam polutan yang digunakan.
Sangat sedih jika kita kembali melihat data di lapangan yang terjadi di wilayah Riau. Angka PSI sudah berada di skala lebih dari 500. Angka yang sudah tidak bisa dimaklumi lagi untuk kesehatan.
Semoga dengan pahamnya kita mengenai data dan istilah-istilah ini, kita bisa lebih bijak untuk berkomentar dan melindungi diri dari kondisi wilayah yang sedang diliputi kabut asap yang sangat berracun dan berbahaya ini.
Referensi :
(1) https://blissair.com/what-is-pm-2-5.htm, diakses 21 September 2019 07.30
(2) https://www.haze.gov.sg/docs/default-source/faq/computation-of-the-pollutant-standards-index-(psi).pdf , diakses 23 September 2019 15.00